ADAT PERNIKAHAN SUKU SUNDA
Kelompok
2
Devianti
Rahmalia A(11216882)
Dicky Suhendra(11216999)
Elma Nisa Fiarni(12216321)
Erica Yoshi Fikrianti(12216350)
Ezra Yoel
Farid Rashidi(12216664)
Faudia Aulia Susanto(12216707)
Gitya Maajid(13216077)
Angger Bagus(1821693)
Dosen:Ramita
hapsari
Ilmu Budaya Dasar
Daftar isi
Daftar isi……………………………i
Kata pengantar…………………… ii
Bab pendahuluan………………......1
1.1 latar belakang…………………..1
1.2 tujuan penelitian………………..1
Bab 2 Pembahasan………………….2
2.1 latar belakang suku sunda………2
2.1.1 unsur kebudayaan suku sunda...3
2.2 nilai budaya yang bisa diambil….6
2.3 tradisi pernikahan adat sunda……7
2.4 tahapan pernikahan………………9
Bab Penutup………………………..14
3.1 kesimpulan………………………14
Foto kelompok
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang adat pernikahan suku
sunda.
Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah
ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Depok, 31 Oktober 2016
Penyusun
ii
BAB 1
1.1 Latar Belakang
Upacara
perkawinan adat pengantin sunda sebenarnya bersumber dari orang terdahulu.
Bersamaan dengan itu lahir pula seni tata rias pengantin dan model busana
pengantin yang aneka ragam. Seiringperkembangan zaman, adat istiadat perkawinan
tersebut. Sekalipun sudah dianggap milik masyarakat, tapi masih banyak calon
pengantin yang ragu-ragu memakai busana pengantin kebaya. Secara kodrati,
manusia diciptakan berpasang-pasangan (Q.S. Ar-Ruun 21) dengan harapkan mampu
hidup berdampingan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Dari sini tampak bahwa
sampai kapan pun manusia tidak mampu hidup seorang diri, tanpa bantuan
dankehadiran orang lain dan Salah satu cara yang dipakai untuk melambangkan
bersatunya dua insan yang berlainan jenis dan sahmenurut agama dan hukum adalah
pernikahan. Dalam makalah ini penulis akan mencoba mendeskripsikan tata upacara
pernikahan adat Jawa.
1.2 Tujuan penelitian
1.untuk
mengetahui adat pernikahan suku sunda
2.untuk
mengetahui busana pernikahan adat sunda
3. untuk mengetahuia bagaimana bau-bauan yang
dipergunakan dalam tradisi “Siraman “ dalam
upacara
pernikahan Adat Sunda?
BAB 2
2.1
latar belakang suku sunda
Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata
Sunda berasal dari akar kata sund atau kata suddha dalam bahasa Sansekerta yang
mempunyai pengertian bersinar, terang, berkilau, putih (Williams, 1872: 1128,
Eringa, 1949: 289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat
kata Sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air,
tumpukan, pangkat, waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990:
569-570; Winter, 1928: 219). Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau
karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter orang Sunda
yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer
(mawas diri), wanter (berani) dan pinter (cerdas). Karakter ini telah
dijalankan oleh masyarakat Sunda sejak zaman Kerajaan Salakanagara, Kerajaan
Tarumanagara, Kerajaan Sunda-Galuh, Kerajaan Pajajaran hingga sekarang.
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja Purnawarman
pada tahun 397 untuk menyebut ibukota Kerajaan Tarumanagara yang didirikannya.
Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin menurun, pada tahun 670,
Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13, mengganti nama Tarumanagara
menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian peristiwa ini dijadikan alasan oleh Kerajaan
Galuh untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah
dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan raja Galuh.
Akhirnya kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan
Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai batasnya.
2.1.1 unsur
kebudayaan suku sunda
.
1.Religi
Sebagian
besar masyarakat suku Sunda menganut agama Islam, namun ada pula yang menganut
agama Kristen, Hindu, Budha, Sunda Wiwitan dan lain sebagainya.Mereka tergolong
pemeluk agama yang taat, karena kewajiban
beribadah adalah prioritas utama.
2.Bahasa
Bahasa
Sunda mengenal adanya tingkatan dalam Bahasa yang disebut Unda-Usuk yaitu tata
cara berbahasa untuk mebedakan golongan usia dan status social.
a.Bahasa
Sunda Lemas (halus) yang digunakan untuk berbicara kepada orang tua, orang yang
dituakan atau yang disegani.
b.Bahasa
Sunda Sedang yang digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status
sosialnya.
c.Bahasa
Sunda Kasar yang digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang
status sosialnya lebih rendah.
Dalam
Bahasa Sunda terdapat pengejan huruf vocal E yang berbeda sesuai dengan tanda
baca.Contoh :e,è dan eu.
3
3.Kesenian
-Seni Tari : Tari Topeng, Merak, Jaipong, dan
Sisingaan.
-Seni Suara dan Musik : Degung (semacam
orchestra) menggunakan alat music gendang, gong, saron, kecapi dll.
-Lagu Daerah sunda antara lain yaitu Bubuy
Bulan, Karatagan Pahlawan, Badminton, Bandung, Tokecang, Cingcangkeling, Manuk
Dadali, Es Lilin dan Warung Pojok.
-Wayang
Golek. Wayang yang terbuat dari kayu dan salah satu tokoh karakter wayang yaitu
Cepot dan Dalang yang paling terkenal adalah Abah Asep Sunarya.
-Senjata
tradisional Yaitu Kujang dan Keris.
4.organisasi kemasyarakatan
Sistem
kekerabatan yang digunakan adalah Parental atau Bilateral, yaitu mengikuti
garis keturunan dari kedua belah pihak orang tua. Pada saat menikah orang Sunda
tidak ada kharusan menikah dengan keterunan tertentu asal tidak melanggar dari
ketentuan Agama. Pada saat setelah menikah, pengantin baru bias tinggal
ditempat kediaman istri atau suami, tetapi pada umumnya mereka lebih memilih
untuk tinggal ditempat yang baru. Dilihat dari sudut ego, orang sunda mengenal
istilah tujuh generasi keatas (Kolot, Embah, Buyut, Bao, Janggawareng,
Udeg-udeg, Gantung Siwur) dan kebawah (Anak, Incu, Buyut, Bao, Janggawareng,
Udeg-udeg, Gantung Siwur).
5.Ekonomi
Mata pencaharian pokok suku Sunda adalah:
1.Bidang
Perkebunan : Teh, Kelapa sawit, Karet, dan Kina.
2.Biadang
Pertanian : Padi, Palawija, dan Syur-mayur.
3.Bidang
Perikanan : Tambak Udang, dan Perikanan Ikan Payau. Selain bertani, berkebun
dan mengelolo perikanan ada juga yang bermata
pencaharian sebagai Pedagang, Pengrajin, Peternak dan Nelayan.
4
6.Ilmu
Pengetahuan
Dalam era globalisasi saat ini kemajuan
teknologi sangatlah bagus, hal itu tantu sangat membantu untuk meberikan
fasilitas yang cukup memadai dalam
pengetahuan dan informasi memudahkan masyarakat untukmemilih intitusi
atau lembaga pendidikan yang akan mereka masuki dalam berbagai jenjang dari
mulai tingkat Sekolah Dasar bahkan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Pada saat
ini disetiap ibukota kabupaten telah tersedia Universitas-universitas,
Fakultas-fakultas dan Cabang-cabang Universitas, seperti ITB, UPI, UNPAD yang
ada di Bandung.
7.Teknologi
Seiring
dengan berkembangnya zaman, kini hasil-hasil pengembangan teknologi sangat
membantu masyarakat sunda dalam kegiatannya sehari-hari serta mudah untuk
didapat.Seperti alat-alat yang digunakan untuk pertanian yang pada zaman dulu
masih trdisional, kini terlah berubah mengunakan alat-alat yang modern serta
canggih seperti traktor untuk membajak sawah, penggilingan padi. Selain itu
juga sudah terdapat alat komunikasi dan barang elektronik yang modern, canggih
serta mutakhir. Sehingga memudahkan dalam pemasaran produk-produk yang
dihasilkan.
2.2
Nilai budaya yang bisa diambil
Ciri khas dan nilai Budaya Sunda dikenal dengan
budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat
Sunda adalah periang, ramah-tamah (soméah, seperti dalam falsafah someah hade
ka semah), murah senyum, lemah-lembut, menghormati yang lebih tua dan kepada
tamu.
Keutamaan
hidup. Etos dan watak Sunda adalah
cageur, bageur, singer dan pinter, yang dapat diartikan sehat, baik, mawas, dan
cerdas. Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi
sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu
dilestarikan. Spiritual tradisional Sunda adalah sunda wiwitan yang mengajarkan
keselarasan hidup dengan alam.
ciri
khas Kebudayaan Sunda yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain.
Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat
yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak
sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi
(mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri
(melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga
keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti
kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan
menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis
dipertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan
sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.
2.3
Tradisi pernikahan adat sunda
1.
Neundeun Omong
Neundeun
omong adalah tahap awal yang harus dilakukan dalam ritual adat sunda. Pada
tahapan ini dilakukan perbincangan antara kedua orang tua mempelai ataupun
siapa saja yang jadi utusan dari pihak pria, yang datang bersilaturahmi kepada
orangtua. Utusan tersebut harus menyampaikan pesan bahwa nantinya sang gadis
akan dilamar. Namun, di beberapa daerah pasundan tertentu, terkadang ada yang
menggunakan cara dengan saling mengirim barang tertentu.
2.
Narosan (Lamaran)
Narosan
ini merupakan tahapan tindak lanjut setalah proses neundeun omong dilakukan.
Narosan ini dilakukan oleh pihak kedua keluarga mempelai untuk sepakat menjalin
hubungan yang lebih jauh. Perbedaannya dengan Neunden omong, pihak keluarga
laki-laki membawa barang-barang seperti lemareun, pakaian perempuan, cincin
meneng, dan beubeur tameuh. Barang-barang tersebut tentunya memiliki arti
masing-masing.
3.
Tunangan
Setelah
Narosan, selanjutnya dilakukan tunangan dengan cara dilakukan pertukaran
beubeur tameuh (Ikat panggang kaum perempuan terutama setelah melahirkan).
Beubeur tameuh ini memiliki makna sebagai tanda adanya ikatan lahir batin
antara kedua belah pihak.
4.
Seserahan Dalam adat sunda, seserahan dilakukan pada 3 – 7 hari sebelum acara
pernikahan dilaksanakan. Calon pengantin membawa uang, baju, perlengkapan rumah
tangga, dan sebagainya.
5.
Ngaras
Ngaras
ini adalah proses meminta izin dari pihak calon mempelai wanita kepada kedua
orang tua dengan cara sungkeman dan mencuci kaki kedua orang tua serta bersujud
dipangkuan orang tuanya. image image Source : Tipspernikahan.blogspot.com
6.
Ngebakan (Siraman)
Proses
ngebakan atau siraman biasanya dilakukan 3 hari menjelang hari pernikahan.
Ngebakan ini mempunyai makna agar kedua mempelai bersih secara lahir dan batin.
7.
Ngeuyeuk Sereuh
Ngeuyeuk
sereuh berasal dari ngaheuyeuk yang berarti mengolah. Biasanya acara ini
dilakukan bersamaan dengan prosesi seserahan. Acara ini biasanya dihadiri oleh
kedua calon mempelai dengan keluarga dekat yang dilaksanakan pada malam hari
sebelum dilakukan prosesi akad nikah. Prosesi ini dipimpin oleh nini pangeuyeuk
(Juru rias). Kedua calon mempelai meminta restu kepada orang tua masing-masing.
Lewat prosesi ini, orang tua memberikan nasehat-nasehat lewat lambang
benda-benda yang disertakan dalam acara prosesi.
8.
Akad Nikah
Akad
nikah dilakukan pada hari yang telah ditetapkan oleh kedua kea bersangkutan.
Taradisinya adalah romobongan keluarga dari calon mempelai laki-laki datang ke
kediaman calon mempelai perempuan dengan membawa mas kawin dan peralatan
seperti seserahan.
9.
Saweran
Saweran
berasal dari kata panyaweran yang dalam bahasa sunda berarti tempat jatuhnya
air dari atap rumah. Acara ini mempunyai makna berbagi rezeki dan kebahagiaan.
Saweran dilakukan oleh kedua orang tua dengan diiringi kidung. Kedua mempelai
duduk berdampingan dengan dilindungi payung. Saweran dilakukan sampai kidung
selesai dilantukan. Alat saweran dinamakan bokor. Bokor ini berisi uang logam
(kemakmuran), beras (kemakmuran), kembang gula (mendapatkan manis dalam hidup berumah
tangga) dan kunyit (kejayaan)
10. Meuleum Harupat
Mempelai
pria memegang batang harupat, lalu pengantin wanita membakar dengan lilin
hingga menyala. Harupat yang telah menyala lalu di input ke kendi yang di
pegang mempelai wanita, diangkat kembali serta dipatahkan lantas di buang
jauh-jauh. Melambangkan nasehat pada ke-2 mempelai untuk selalu berbarengan
dalam memecahkan masalah dalam rumah tangga. Manfaat istri dengan memegang
kendi diisiair yaitu untuk mendinginkan tiap-tiap masalah yang bikin pikiran
serta hati suami tak nyaman. Itulah serangkaian ritual dan upacara adat
pernikahan dari budaya Sunda. Meskipun terlihat menyulitkan, tetapi memiliki
kandungan budaya dan makna yang dalam tersimpan dibaliknya.
2.4
Tahapan Pernikahan
Prosesi Pernikahan Adat
Sunda Sebelum Hari H
1.
Neundeun Omong (Menyimpan Ucapan)
Pada
prosesi pertama adalah pembicaraan antara kedua pihak orang tua mempelai atau
walinya yang dipercaya jadi menjadi utusan pihak pria yang mempunyai rencana
untuk mempersunting seorang wanita sunda.
Orang
tua atau wali datang bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak sang wanita
akan dilamar.
Sebelumnya
orang tua masing-masing memang telah membuat kesepakatan untuk menjodohkan atau
sang pria dan wanitanya sudah sepakat untuk mengikat janji dalam suatu ikatan
pernikahan.
Selanjutnya
orang tua pria datang sendiri atau menyuruh orang lain ke rumah sang wanita
untuk menyampaikan niatnya.
Intinya,
neundeun omong (titip ucap, menaruh perkataan atau menyimpan janji) yang
mengharapkan sang wanita agar menjadi menantunya. Dalam hal ini, orang tua atau
wali membutuhkan kepandaian berbicara, berbahasa dan penuh keramahan.
2.Narosan
atau Nyeureuhan (Lamaran)
Prosesi
melamar atau meminang ini adalah sebagai tindak lanjut dari tahap pertama.
Prosesi ini dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga
dekat.
Hampir
mirip pada tahap pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua pria biasanya
mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan seadanya,
membawa lamareun untuk pameungkeut yaitu tali pengikat kepada calon pengantin
wanitanya.
Biasanya
berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin pertunangan, sirih pinang
komplit dan lainnya. Selanjutnya, kedua pihak mulai membicarakan waktu dan hari
yang disepakati untuk melangsungkan pernikahan.
3. Tunangan
Prosesi
pernikahan adat sunda yang ketiga adalah prosesi patuker beubeur tameuh, yaitu
dilakukan penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada sang wanita.
4. Seserahan (Nyandakeun)
Pada
3 – 7 hari sebelum pernikahan, calon pengantin pria membawa uang, pakaian,
perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan dan lain-lain.
5. Ngeuyeuk Seureuh
Ini
adalah prosesi yang tidak wajib atau pilihan. Jika ngeuyeuk seureuh tidak
dilakukan, maka seserahan dilakukan sesaat sebelum akad nikah. Tahap ini
dilakukan sebagai berikut:
a.
Dipimpin Pengeuyeuk.
b.
Pengeuyek menyuruh kedua calon pengantin untuk meminta ijin dan doa restu
kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau
benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
c.
Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk.
d.
Disawer beras, agar hidup sejahtera.
e.
Dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan rajin
bekerja.
f.
Membuka kain putih penutup Pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan
dibina masih bersih dan belum ternoda.
g.
Membelah mayang jambe dan buah pinang oleh calon pengantin pria. Mempunyai
makna agar keduanya saling mengasihi dan bisa menyesuaikan diri.
h.
Menumbukkan alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali oleh calon pengantin pria.
6.
Membuat Lungkun
Saling
hadapkan dua lembar sirih bertangkai. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat
dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang hadir.
Maknanya agar kelak rejeki yang didapat jika berlebihan bisa dibagikan kepada
saudara dan handai taulan.
7. Berebut Uang
Prosesi
ini dilaksanakan di bawah tikar sambil disawer. Bermakna berlomba-lomba dalam
mencari rejeki dan disayang keluarga.Pengantin pria menginjak telur dan elekan
sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap oleh pengantin
wanita.
Prosesi Pernikahan Adat
Sunda Pada Hari H
Pada
hari yang telah ditetapkan oleh kedua keluarga calon pengantin.
Prosesi
Upacara Pernikahan
a.
Penjemputan Calon Pengantin Pria
Dilakukan
oleh utusan dari pihak wanita.
b.
Ngabageakeun
Ibu
calon pengantin wanita menyambut dengan mengalungkan bunga melati kepada calon
pengantin pria. Kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita
untuk masuk menuju pelaminan.
c.
Akad Nikah
Petugas
KUA, para saksi dan pengantin pria telah berada di tempat nikah. Kedua orang
tua menjemput pengantin wanita dari kamar.
Kemudian
didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang,
yang bermakna penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka ketika
kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.
d.
Sungkeman
Meminta
ampun kepada kedua orang tua.
e.
Wejangan
Dilaksanakan
oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.
f.
Saweran
Kedua
pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan.
Pantun mengandung petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin
dipayungi dengan payung yang besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit
ke atas payung.
g.
Meuleum Harup
Pengantin
wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan
kendi air. Lalu harupat dipatahkan oleh pengantin pria.
h.
Nincak endog (Menginjak Telur)
i.
Muka Panto (Buka Pintu)
Diawali
mengetuk pintu tiga kali. Lalu diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan
dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu
dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.
Prosesi pernikahan adat sunda saat ini mulai
disederhanakan, melihat prosesinya yang begitu panjang dan melelahkan.
Bahkan
menurut sebagian ulama, Prosesi pernikahan ini terlalu mubazir sebab ada
prosesi menginjak telur yang diibaratkan sangat tidak menghargai kreasi Yang
Maha Kuasa. Namun adat tetap saja adat, bagaimanapun bangsa ini tetap harus
melestarikan adatnya yang ada.
Demikian
prosesi pernikahan adat sunda modern dan lengkap. Semoga berguna bagi pasangan
pengantin maupun keluarga yang akan menggunakan adat sunda dalam prosesi
pernikahannya nanti.
BAB 3
3.1
Kesimpulan
Pernikahan
adatSunda saat ini lebih disederhanakan, sebagai akibat percampuran dengan
ketentuan syariat Islam dan nilai-nilai "keparaktisan" dimana
"sang penganten" ingin lebih sederhana dan tidak bertele-tele.
Adat
yang biasanya dilakukan meliputi acara
pengajian, siraman (sehari sebelumnya, acara "seren sumeren" calon
pengantin. Kemudian acara sungkeman, "nincak endog (nginjak telor),
"meuleum harupat"( membakar lidi tujuh buah), "meupeuskeun
kendi" (memecahkan kendi, sawer dan "ngaleupaskeun "kanjut
kunang (melepaskan pundi-pundi yang berisi uang logam)
Acara
"pengajian" yang dikaitkan dan menjelang pernikahan tidak dicontohkan
oleh Nabi Saw. namun ada beberapa kalangan yang menyatakan bahwa hal itu suatu
kebaikan dengan tujuan mendapatkan keberkahan dan ridho Allah Swt yaitu melalui
penyampaian "do'a".
FOTO KELOMPOK
Hubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)
BalasHapusMenikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
Kenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.
Hi brides & grooms to be, lagi cari gedung utk acara pernikahan di Kota Bandung? Gedung HIS Balai Sartika Convention Hall bisa jadi pilihan kamu loh karena sekarang udh full carpet & lampu chandelier. Selain itu HIS Balai Sartika Convention Hall juga menyediakan paket pernikahan yang fleksibel dan pilihan vendornya ada banyak banget, bisa pilih sesuai keinginan kamu. Ohya, sekarang lagi ada promo menarik juga loh yaitu CASHBACK dan HONEYMOON PACKAGE! Untuk informasi lengkapnya, hubungin aja Tresna (+6281312214233), FREE KONSULTASI!!
BalasHapus